a. Definisi Silaturahim
Silaturahim adalah kata serapan dari bahasa arab. Kata
“Silaturrahim” ditulis dengan [صِلَةُ
الرَّحِمِ]. Jika kita beri harakat lengkap, cara membacanya:
Silaturrahimi. Terdiri dari dua suku kata: silah, [arab: صِلَةُ] yang artinya hubungan
dan rahim [arab: الرَّحِم] artinya rahim adalah nama salah satu organ tubuh wanita,
tempat tumbuhnya janin. Dari rahim ibu inilah akan lahir manusia-manusia yang kemudian
saling ada ikatan nasab atau
kekeluargaan ketika di dunia.
Jika ditinjau dari makna bahasanya sebagaimana penjelasan
di atas, silaturahmi di sini hanya terbatas kepada keluarga saja. Keluarga bisa
meliputi keluarga inti dan keluarga yang tercakup dan terlibat dalam hal
warisan. Jadi keluarga yang termasuk dalam makna rahim diantaranya adalah anak
dengan orang tua kandungnya, cucu dengan
nenek serta kekek dan garis keatas, anak-anak
sesama saudara seayah seibu, anak-anak sesama saudara seibu, anak-anak sesama
saudara seayah, saudara senenek, saudara
sekakek dan seterusnya.
Sehingga yang dimaksud silaturrahim
adalah menjalin hubungan baik dengan kerabat, sanak, atau saudara yang masih
memiliki hubungan rahim atau hubungan darah dengan kita.
b. Silaturahim ataukah Silaturahmi?
Terdapat beberapa kata dalam bahasa arab yang
mengalami infiltrasi ke bahasa kita. Hanya saja masyarakat indonesia tidak
sepakat dalam ejaannya. Kendati lembaga bahasa telah membuat aturan baku EYD,
namun tidak semua masyarakat terbiasa menggunakannya. Sebagaimana kata shalat.
Ada yang menuliskan sholat, salat, atau solat. Mana yang benar? Bagi sebagian
orang yang taklid dengan EYD, mereka akan membela kata salat. Tapi bagi sebagian
yang kurang perhatian dengan bahasa, dia tidak akan mempermasalahkannya, yang
penting enak dibaca.
Karena itu, sejatinya tidak ada yang perlu
dipermasalahkan antara silaturrahim ataukah silaturahmi. Selama makna yang
dimaksud sama, yaitu memperbaiki hubungan persaudaraan dengan kerabat. Jadi
diperkenankan menyebut silaturahim atau silaturahmi, karena keduanya sama.
c. Silaturahim atau Ziyaroh ?
Di masyarakat kita khususnya
Indonesia istilah silaturahim atau silaturahmi mengalami perluasan makna. Istilah
ini biasa dipakai untuk lebih mendekatkan seseorang kepada orang lain yang sama
sekali tidak memiliki hubungan kekerabatan. Sebagai contoh ilustrasi perkataan
seseorang sebagai berikut; “Saya mau silaturahmi ke rumah teman kuliah di Solo
karena sudah lama tidak berjumpa”. Jika
ditinjau dari sisi makna syari’at ini adalah sebuah kekeliruan. Sebab teman
yang dimaksud dalam kalimat tersebut tidak ada hubungan nasab atau
kekeluargaan.
Dalam Islam ada istilah lain yag
lebih tepat untuk menyebut jika seseorang hendak berkunjung ke rumah teman,
yaitu istilah “ziyaroh”. Ziyaroh dari akar kata zaaro – yazuuru – ziyaaratan
menjadi ziyaroh dan diserap EYD menjadi
ziyarah artinya berkunjung. Namun
istilah ziyarah di Indonesia lebih populer dipakai untuk ziyarah kubur.
Jadi teman atau orang yang
berkunjung ke rumah teman atau guru, dosennya dan sebagainya yang tidak ada ikatan keluarga maka bahasa istilah
yang tepat adalah “ziyarah” bukan silaturahim.
Namun dalam konteks umum istilah
silaturahim juga bisa dimaknai sebagai upaya untuk menjalin hubungan yang
harmonis pada semua orang, terutama sesama islam yang saling menguntungkan
dalam perkara bisnis atau lainnya. Inilah sudut pandang silaturahim dalam konteks
ekonomi bisnis, yang isyallah akan dibahas pada kesempatan lain.
d. Silaturahim dalam konsep Islam.
Memahami makna silaturahim sesuai
dengan hahikatnya adalah penting. Karena di dalamnya mengandung implikasi yang
sangat dalam dan luas. Bahkan jika kesalahan konsep ini dibiarkan maka banyak
hukum-hukum syariat yang akan hilang atau terabaikan. Sebaliknya jika makna
silaturahim ini dijadikan acuan untuk dimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari maka akan menghasilkan perubahan tatanan kehidupan yang luar biasa.
Jika meninjau makna silaturahim
sebagaimana di atas betapa Allah Sang pencipta jagat raya termasuk di dalamnya
manusia, sangat menginginkan agar hubungan kekerabatan yang telah Allah tetapkan
sejak di alam rahim masih terus bisa
berlanjut hingga di alam dunia nyata
ini.
Dalam Islam hubungan keluarga harus
dijaga dan dimotivasi, bahkan ada ancaman khusus bagi orang yang memutusnya.
Nabi Muahammad shallallahu’alaihiwasallam bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk surga pemutus (silaturrahim)”.[HR. Bukhori Muslim]
Disinilah konsep Islam, agar setiap
individu senantiasa memperhatikan keluarga dari yang terdekat terlebih dahulu
sebelum memperhatikan orang lain yang jauh dari keluarga. Jika konsep ini
dilaksanakan oleh setiap individu maka akan terbentuk masyarakat yang kuat dan
kokoh.
Disebutkan dalam hadits banyak
keutamaan silaturahmi. Misalnya diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya. Nabi
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي
رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.
“Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta
diundur ajalnya; hendaklah ia bersilaturrahim”.[HR. Bukhari dan Muslim]Dari keterangan hadits tersebut dijelaskan bahwa perbuatan silaturahmi akan membawa manfaat dua hal yaitu luas rizki dan panjang umur.
Makna Silaturahmi akan memperluas rizki. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut; bahwa rizki adalah merupakan rahasia Allah. Dan Allah telah menentukan rizki setiap hamba-Nya bahkan semenjak dia masih dalam proses menjadi janin. Namun ada diantara amalan yang apabila dilakukan anak manusia di dunia menyebabkan Allah memberi bonus berupa rizki lain selain jatah yang sudah ditentukan tadi.
Pengertian luasnya rizki bisa bermakna dua. Makna secara
lahiriyah dan secara ma’nawiyah. Makna rizki secara lahiriyah misalnya
seseorang dengan sebab rajin menjalin silaturahmi maka relasinya menjadi luas.
Hubungan yang selama ini terputus ternyata menjadikan sebab saudara yang kaya
menaruh iba dan kasihan kepada saudaranya yang kekurangan. Dia bisa memberi bantuan
dalam bentuk modal atau investasi, ketrampilan, bea siswa atau pekerjaan. Di
sisi lain orang yang memperhatikan saudaranya dengan sebab itu omset
perusahaannya meningkat dan terus membesar.
Adapun makna luasnya rizki secara ma’nawiyah
bisa dijelaskan, bahwa seseorang disebabkan dia suka bersilaturahmi secara
lahiriyah hartanya tetap, tidak bertambah. Namun secara ma’nawiyah hartanya
dirasakan memberikan ketenangan hidup, ketentraman bahkan memberikan kebaikan
bagi dirinya dan orang lain. Inilah makna luasnya rezki secara ma’nawi. Istilah
lain luasnya rizki ini adalah “barokah”. Barokah artinya bertambahnya kebaikan
yang banyak dan terus menerus, bukan hanya di dunia bahkan hingga di akhirat.
e. Misteri
Silaturahmi sebagai Penyebab Luasnya Rizki
Bicara tentang silaturahmi dengan
bisnis seakan dua sisi mata uang yang tidak pernah ketemu. Namun ternyata
keduanya ada hubungan ‘misterius’ yang apabila dikaji secara komprehensif akan
memberikan konstribusi bagi perkembangan teori baru dalam bidang ekonomi
bisnis.
Sebagai orang Islam tentunya kita
yakin bahwa segala teori yang muncul dari hasil olah pikir manusia di dunia ini
tidak lepas dari ‘setetes’ ilham atau
ilmu Allah yang bak samudera luas tak bertepi. Namun Allah memberikan beberapa petunjuk
untuk kebahagiaan manusia itu sendiri baik langsung atau tidak langsung.
Salah satu perintah Allah melalui
sabda Nabi-Nya pada hadits di atas, dimana “Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur
ajalnya; hendaklah ia bersilaturrahim”. Sebenarnya
dari perkataan tersebut adalah merupakan
konsep yang akan memunculkan teori. Konsep
apa yang bisa kita ambil? Dan teori apa yang bisa kita terapkan? Apakah
manusia sudah ada yang menerapkan konsep dan teori tersebut? Dan apakah sudah
ada yang berhasil dalam menerapkan konsep dan teori tersebut?
Disinilah penulis akan membuktikan
keajaiban perkataan Nabi tersebut dari sisi ilmiah dan kajian empiris bahwa beberapa pertanyaan tersebut di
atas adalah benar dan sudah terbukti. Karena tidaklah teori akan dikatakan
benar jika tidak ada bukti dari kebenaran teori tersebut. Namun jika ternyata
secara faktual atau bukti empiris telah banyak orang yang sukses menerapkan
teori atau konsep tertentu maka secara otomatis teori dan konsep tersebut telah
teruji kebenarannya.
Karena bahasan kita adalah
konteksnya ekonomi bisnis maka kita batasi pembahasan kita pada point konsep
bahwa silaturahim adalah salah satu penyebab diluaskan rizki. Sedang pada
pembahasan silaturahim menjadi penyebab dipanjangkan umur akan dibahas pada bagian
tersendiri.
Baca juga “Silaturahim
sebagai pondasi perusahaan tetap eksis”.
Baiklah kita akan buktikan beberapa
fakta empiris para pelaku bisnis yang menerapkan Manajemen silaturahim.
1. Bisnis Toko
Bangunan Sari Bumi
Pada bulan Agustus 2015 Penulis
bersama rombongan mengadakan studi banding di salah satu sekolah di Sidoarjo
Jawa Timur, tepatnya SDI Sari Bumi. Dimana SD tersebut sebenarnya baru 5 tahun
dan belum meluluskan siswanya. Namun atas rekomendasi seorang teman bahwa jika
engkau menginginkan sekolah yang memiliki pembelajaran Al Qur’an dan Tahfidz
yang bagus datanglah ke SDI Sari Bumi Sidoarjo. Maka kami rombongan SDU Daar El
Dikir di Sukoharjo Jawa Tengah nekat menempuh perjalanan jauh ke Sidoarjo untuk menggali informasi dan
belajar langsung dengan SD tersebut.
Saat penulis dan rombongan
berbincang dengan pengurus yayasan, penulis sempat dibuat kaget dengan cerita
beliau. Bahwa nama Sari Bumi sebenarnya adalah nama toko bangunan ( TB) di wilayah Sidoarjo. Berawal dari modal yang
pas-pasan TB Sari Bumi berdiri dan berkat pertolongan Allah kemudian ketekunan serta kerja keras pemiliknya membangun bisnis ini TB Sari Bumi terus
berkembang.
Manajemen yang dipakai hanya
sederhana, pemberdayaan keluarga atau manajemen berbasis silaturahim. Untuk melebarkan sayap
bisnisnya dibukalah cabang di tempat lain dan diserahkan manajemennya kepada
saudara-saudaranya. Hingga saat diwawancarai toko TB Sari Bumi sudah memiliki
150 cabang di seluruh Kabupaten Sidoarja dan Surabaya.
Karena jumlah kebutuhan belanja
mereka setiap hari sangat besar maka mereka bisa langsung mengorder belanja
kebutuhan dagangan langsung ke pabrik pembuat. Tentunya hal ini sangat
menguntungkan karena harga bisa sangat murah. Kemudian mereka membangun satu
gudang untuk menampung barang dagangan tersebut. Dan setiap kali ada mengambilan
dari anggota TB dikontrol dan dibukukan. Semua yang memegang kendali perusahaan
lagi-lagi adalah dari keluarga.
Untuk menjaga kesolidan dan
kekeluargaan diadakanlah pertemuan keluarga Sari Bumi yang dilaksanakan secara
terjadwal. Dan tidak jarang dari pertemuan ini menjadi sarana “ biro jodoh”
keluarga yang selanjutnya dipikirkan bersama untuk memperluas jaringan
perusahaan tersebut.
2. Cina dan
Model Bisnis Koloninya.
Etnis Cina adalah etnis yang boleh
dikata merajai perekonomian dunia. Disamping sebagai jumlah terbesar di dunia
juga perekonomian Cina menguasai di setiap lini kehidupan dari sejak zaman
sebelum perang dunia pertama. Cina juga salah satu etnis yang tingkat
penyebaran ke seluruh dunia paling banyak dan paling luas. Boleh dikata tidaklah
ada suatu negeri kecuali orang Cina ada di sana. Lebih hebatnya mereka menguasi
ekonomi suatu negeri tersebut.
Di Solo misalnya, banyak kita temui
perusahaan keluarga yang menguasai industri sektor hulu seperti Toko Grosir
kebutuhan konveksi. Sebagai contoh yang penulis amati di Solo ada beberapa
Perusahaan keluarga Cina yang omsetnya ratusan juta dalam sehari seperti; Toko
Surya di Timur Pasar Kembang, Toko PK di Kebalen, Toko YOS di
BTC Beteng, Toko Sedap Malam di Cemani, Toko Angrek dan Mawar di Gemblegan
dan lain-lain. Demikian juga toko-toko
penjual engine, dan alat Pertanian, peternakan, produk kesehatan, hingga
makanan tradisional.
Perusahaan-perusahaan tersebut
dikelola oleh keluarga – keluarga Cina.
Orang orang cina tersebut hidup di Indonesia sudah generasi ke sekian dan
mereka membentuk koloni- koloni seperti
lebah yang saling kerjasama yang saling menguntungkan dan saling percaya. Hal
inilah diantara yang menjadi penyebab suksesnya bisnis Cina yang dibangun di
atas manajemen keluarga atau dalam istilah lain “manajemen silaturahmi”.
Apa yang menarik dari Manajemen
Silaturahmi ini ?
Ternyata ada rahasia dibalik
fenomena ini, yaitu orang Cina terkenal memiliki ikatan kekeluargaan atau dalam
bahasa Islam Silaturahim yang sangat kuat. Sekalipun mereka melakukan tersebut
bukan karena memahami Islam. Mereka mengelola perusahaan bersama keluarga besar
mereka berdasarkan insting atau naluri mereka. Dengan sistem ini mereka merasa mendapatkan manfaat,
sebagai berikut:
a. Terjalin ikatan nasab atau kekeluargaan yang kuat.
b. Karena semua keluarga merasa
saling memiliki sehingga etos kerja dan prestasi kerja maksimal.
c. Budaya saling menolong diantara
keluarga akan menumbuhkan rasa kasih sayang dan memperkuat ukhuwah.
d. Karena ada ikatan kuat inilah
terjadinya kebocoran seperti akibat korupsi, manipulasi dan berbagai
penyimpangan dapat diantisipasi.
Menurut cerita bahwa orang cina
memiliki kepedulian terhadap anggota keluarganya yang tidak mampu. Bentuk
kepedulian mereka seperti memberi bantuan berupa pinjaman modal, memberi
ketrampilan atau memberi pekerjaan untuk membesarkan perusahaan familynya. Dari sebab inilah perusahaan – perusahaan
keluarga cina kebanyakan exis dan bahkan terus berkembang seiring dengan
berkembangknya anggota keluarga tersebut.
3. Encik dan
Upaya Menjaga Kemurnian Trahnya.
Sabda Nabi, “ Ketahuilah nasab
keturunan kalian yang
dengannya tersambung Rahim
kalian. Karena silaturahim menjadi
penyebab kecintaan keluarga,
bertambahnya harta dan panjang umur.” ( Al Hadits) ini
adalah salah satu perkataan Nabi
Muhammad Shalallahu alaihi wasalam yang sampai sekarang paling diyakini dan
dijaga oleh keturunan Arab.
Orang Arabiyyin atau keturunan Arab
dalam istilah kita adalah encik, mereka adalah etnis yang sangat menjaga nasab
atau garis keturunan. Bahkan hingga
garis generasi ke tujuh kadang masih terjaga dengan membukukan di buku silsilah
keluarga mereka. Untuk menjaga nasab tersebut mereka tidak sembarangan dalam
memilih jodoh. Bagi mereka orang selain arab disebut orang a’jam (orang asing).
Jika ada diantara mereka yang tertarik dan menikahi wanita a’jam sering terjadi
perceraian dan anaknya yang diperoleh dari hasil perkawinan tersebut tidak
mendapat warisan atau kalau mendapat hanya separo atau kurang. Ini pengamatan
yang penulis saksikan dari beberapa kejadian.
Kalau dalam urusan menjaga nasab
saja mereka kuat apalagi dalam urusan bisnis pastilah mereka sangat
memperhatikan. Banyak para pengusaha Arab yang berhasil membangun jaringan
bisnis dimulai dari manajemen keluarga. Di Solo kelurahan pasar Kliwon banyak
perkampungan encik dan mereka membangun
usaha mereka dengan ‘menajemen silaturahim’ dan hingga saat ini tetap
eksis. Bahkan disana mereka membangun beberapa yayasan amal dan pendidikan
seperti YPI Diponegoro, dan lain-lain.
4. Kesolidan Orang
yahudi.
Yahudiyyuun atau bangsa yahudi
adalah salah satu etis keturunan Israel yang hidup sejak lebih dari 3000 tahun
Sebelum Masehi. Israel adalah julukan Nabi Ya’qub Alaihisalam. Ya’qub anaknya
Nabi Ishaq Alaihisalam dan cucu Nabi Ibrahim Alaihisalam . Sebenarnya anak nabi
Ya’qub ada 12 orang salah satunya adalah Nabi Yusuf alaihisalam. Namun diantara
anak keturunan Nabi Ya’qub yang paling menonjol dan mengisi sejarah kehidupan
manusia setelahnya adalah dari garis keturunan Yahuda, yang selanjutnya
keturunannya diberi julukan bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi inilah yang dalam
sejarah selalu menimbulkan masalah dari sejak zamannya Nabi Musa alaihisalam hingga Nabi Isa alaihimusalam, bahkan hingga
kini zaman Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam.
Yang menarik dari mereka bangsa
Yahudi adalah bahwa mereka memiliki ikatan etnis yang fanatik. Sehingga
walaupun mereka tersebar di seluruh
dunia mereka tetap bersatu. Orang-orang yahudi atau Bani israil terkenal
memiliki otak yang cerdas dan peradaban yang tinggi. Namun karena tidak
diimbangi dengan keimanan yang benar dan suka menentang perintah Allah maka
mereka mendapat laknat. Terbukti dengan seringnya mendapat cobaan atau serangan
dari musuh-musuh mereka hingga mereka terpencar dan tersebar ke seluruh dunia.
Berbagai perkumpulan atau dalam konteks ini ‘silaturahim’ antar
mereka luar biasa solidnya. Berbagai bisnis yang penting di dunia ini hampir
dikuasai orang-orang yahudi. Mereka menguasai berbagai sektor bisnis hingga
menguasai perekonomian suatu negara, semacam Amerika Serikat. Walaupun mereka
telah tersebar di berbagai negara dan telah beranak pinak namun jiwa fanatisme
etnis dan rasisme leluhur mereka senantiasa dijaga. Hal inilah yang mendorong
mereka untuk menjalin komunikasi dan kerjasama
untuk mewujudkan cita-cita mereka yaitu mendirikan negara yang sekarang
bernama Israel di tanah Palestina.
Dalam konteks pembicaraan ini bahwa
ikatan kekeluargaan etnis yahudi yang kuaat dan tidak mengenal batas ruang dan
waktu atau generasi mampu mewujudkan cita-cita yang berat sampai mendirikan
sebuah negara. Sekalipun dengan pengorbanan yang besar.
Disini penulis bukan bermaksud
memuji orang-orang yahudi, sama sekali tidak. Karena tetap apapun yang mereka
klaim bahwa Palestina adalah sebagai tanah warisan leluhur mereka adalah
keliru. Bagaimanapun mereka adalah penjajah, namun konteks pembicaraan ini
adalah bahwa dengan menajemen silaturahim ternyata mampu menjadi solusi untuk
mewujudkan cita-cita yang sulit sekalipun.
Demikian menurut penulis beberapa hal kajian empiris yang
dapat penulis sampaikan dalam membuktikan sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi
wasalam bahwa silaturahim dapat memperluas rizki. Wallaahu a’lam bish showaab.
Artikel ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Lingkungan Ekonomi Bisnis yang diampu oleh Dr. Supawi
Pawenang, SE.MM. disusun oleh Muhamad Nuryadi,
Mahasiswa Program Pasca Sarjana
Magister Jurusan Ilmu Manajemen
Universitas Islam Batik ( UNIBA)
Surakarta.
Tidak ada komentar
Posting Komentar